Mereka Membela Prabowo dan Menolak Jokowi

Dalam artikel kali ini saya tidak mau banyak menulis atau berpendapat mengenai Jokowi. Silakan sidang pembaca menilai dan memutuskan.   ...

Dalam artikel kali ini saya tidak mau banyak menulis atau berpendapat mengenai Jokowi. Silakan sidang pembaca menilai dan memutuskan.
 
Untuk membantu menentukan pilihan anda di bawah ini adalah beberapa pandangan dari orang-orang yang mengenal Prabowo secara pribadi sebagai bahan pertimbangan.

Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDIP, partai pengusung Jokowi):

"Bahwa sesungguhnya Prabowo adalah korban pelanggaran HAM, jika hukum harus ditegakkan maka bisa jadi tidak akan ada pihak yang puas. Namun kalau Prabowo terus dicecar, Prabowo pun punya hak membela diri karena mantan Danjen Kopassus itu hanya korban. Saya tahu di balik itu ada diri orang lain. Sama seperti saya. Saya victim, korban. Kalau saya bilang, berapa orang saya buka untuk bisa balas dendam. Jadi diam sajalah. Kita kembalikan saja kepada Yang Di Atas."

http://m.rmol.co/news.php?id=159045

Aburahman Wahid/Gus Dur (mantan Presiden R.I., sesepuh NU):

"Kalau orang yang paling ikhlas kepada rakyat ya Prabowo, dia ikhlas betul pada rakyat,"

http://m.inilah..com/read/detail/2105448/gus-dur-pun-pilih-prabowo-jadi-presiden

Aristides Katoppo (jurnalis veteran)

“Dia telah dibuat menjadi orang yang dipersalahkan untuk sesuatu yang tidak diperbuatnya. Dia mungkin menginginkan sesuatu. Tetapi mengadakan kudeta? Ini tidak benar, ini disinformasi."

Majalah Asiaweek Vo. 26/No. 8, tanggal 3 Maret 2000.

Elza Syarief (pendiri Partai Hanura):

"Janganlah kita menyandera Prabowo Seumur hidup dengan isu-isu demikian. Marilah kita bertanding secara fair dan jujur, janganlah kita menyandera seseorang, itu dzalim namanya dan tidak sesuai dengan 'hati nurani rakyat"

http://m.detik.com/news/pemilu2014/read/2014/06/23/124926/2616256/1562/2/lawan-wiranto-pendiri-hanura-elza-syarief-bela-prabowo-soal-penculikan

Said Aqil Sirajd (Ketua PBNU):

"Warga NU bebas memilih siapa saja sebagai capres, tetapi saya pribadi mendukung Prabowo, sebab sebagai seorang purnawirawan jenderal bintang tiga, Prabowo mempunyai sikap tegas, berani, mempunyai wibawa untuk membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi. Beliau juga saya nilai merupakan sosok warga Indonesia yang tegas dan memikirkan rakyat kecil seperti petani, buruh, nelayan, dan lainnya. Jangan sampai bangsa Indonesia dikangkangi oleh para investor.

Kita mengharapkan pemimpin yang konsisten, tegas, sprotif, bersih, berani, nasionalis, religius. Sampai saat semua ini masih ada pada Prabowo."

http://m.inilah..com/read/detail/2101023/ketua-pbnu-dukung-prabowo-andil-pkb-ambrol

Adnan Buyung Nasution (Bapak Aktivis HAM dan Demokrasi Indonesia, Bapak Advokat Indonesia):

"Calon pengganti SBY yang paling pantas adalah sosok Prabowo Subianto. Meski sering dikait-kaitkan dengan isu pelanggaran HAM, Saya yakin Prabowo tidak bersalah. Ah itu kan hanya isu saja. Saya yakin presiden baru [Prabowo] akan lebih dipercaya."

http://m.merdeka.com/politik/adnan-buyung-minta-sby-lengser-diganti-dengan-prabowo.html

Hasan Basri (mantan Ketua MUI):

“Prabowo adalah tokoh masa kini dan tokoh masa depan, karena itu agar umat Islam harus dapat menjaga Prabowo."

http://m.suara-islam.com/mobile/detail/10958

Kolonel (Purn) Ruby, (mantan Komandan Tim I Kompi 13, Grup I, Kopassus Serang):

"Salah itu, dugaannya ke Prabowo. Yang membumihanguskan (tragedi) 98 itu dan Timtim itu ya Wiranto, perintah Wiranto."

http://m.republika.co.id/berita/pemilu/berita-pemilu/14/06/21/n7ikm7-puluhan-eks-anggota-kopassus-marah-terhadap-wiranto#

Fakhrudin, Aktivis 98 dan Ketum HMI 1999-2001:

“Jangan gampang dikecoh sebab umat Islam Indonesia sejatinya berutang budi kepada Prabowo. Prabowo adalah prajurit yang secara terbuka berani berhadapan dengan faksi militer yang fasis dan anti Islam, di bawah mendiang Benny Moerdani. Prabowo-lah yang berani mengambil risiko di saat kelompok Moerdani tengah kuat-kuatnya. Dia tak rela umat Islam terus dikorbankan demi kepentingan politik mereka,”

http://m.inilah..com/read/detail/2098519/prabowo-berjasa-di-era-militer-anti-islam

Mayor (Purn.) Darmanto (bawahan Prabowo di Timtim):

"Dulu itu pak Prabowo sangat tegas, disiplin dan keras jika ada anak buahnya yang salah. Namun, kepemimpinan pak Prabowo dipakai oleh pemimpin hingga saat ini. Pak Prabowo sudah kaya, tidak mungkin akan mencari kekayaan jika menjadi presiden. Dulu pak Prabowo selalu memikirkan kesejahteraan anak buahnya."

http://m.tribunnews.com/nasional/2014/03/27/bekas-anak-buah-prabowo-menangis-ketika-bertemu-mantan-atasannya

Nanik S. Deyang (ex timses Jokowi-Ahok):

"Dua tahun lalu, saya sakit perut karena hanya kurang dari 2 x24 jam Jokowi belum dapat restu dari Bu Mega...Untuk keempat kalinya Prabowo menghadap Bu Mega, hingga akhirnya Bu Mega mau merestui Jokowi sebagai Cagub. Kenapa alot karena Bu Mega sudah memberi persetujuan bahwa PDIP mendukung Foke... Namun Bu Mega akhirnya trenyuh pada kegigihan Prabowo yg menghendaki Jokowi jadi pemimpin di Jakarta. Namun BU Mega bilang PDIP tdk memiliki dana untuk membiayai Jokowi, maka Prabowo pun menyatakan sanggup untuk membiayai...

...Prabowo pernah berkata, kalau toh Jokowi yg "dibesarkannya" akhirnya jadi lawan , ia pernah bilang tdk masalah. Namun yg mengecewakannya adalah...ternyata Jokowi itu mengucapkan terimakasih saja tidak pada Prabowo. (saya sebetulnya pernah mengingatkan Jokowi utk bertemu Prabowo , tapi kyaknya dia cuek, dan malah mengatakan yg membuat dia jadi Gubernur itu orang banyak, bukan Prabowo saja)..."

http://m.kompasiana.com/post/read/653694/3/prabowo-dan-jokowi-catatan-kecil-wartawan.html

Abdullah Gymnastiar (pemuka agama):

"Selama ini, saya selalu netral, tidak pernah memberikan dukungan secara terbuka kepada para calon presiden-wakil presiden. Namun kali ini saya mendukung pasangan Prabowo-Hatta.

Alasannya pasangan ini kan mirip dengan Soekarno-Hatta. Saya sudah mengenal Prabowo pada tahun 1990-an, saat Prabowo menyandang jabatan Danjen Kopassus.

Pada saat itu, ada seorang jenderal petinggi TNI yang amat disegani dan selalu menjadikan umat Islam sebagai target kebenciannya [Benny Moerdani]. Setahu saya, pada waktu itu hanya Prabowo yang terang-terangan membela umat Islam. Ini kenangan luar biasa saya tentang sosok Prabowo yang sulit dilupakan. Ia perwira militer yang tak rela melihat umat Islam dipinggirkan. Karena alasan ini, saya mendukung Prabowo,"

http://m.inilah..com/read/detail/2101958/aa-gym-sambut-gembira-deklarasi-prabowo-hatta

Jusuf Wanandi (Sahabat Benny Moerdani, pendiri CSIS, pendukung Jokowi):

"But, maybe Benny's biggest nemesis was Soeharto son-in-law, Prabowo Subianto."

(Shades of Grey, hal. 240)

"...Saya menganggap lawan utama Benny adalah Prabowo Subianto, menantu Presiden Soeharto."

(Menyibak Tabir Orde Baru, hal. 327)

Stanley A. Weiss (pendiri Business Executives for National Security, Washington D.C., dan mantan Chairman American Chairman, Inc):

"Talking privately with Western ambassadors and business leaders, it is striking how often somebody mentions that Prabowo could become the Indonesian version of Lee Kuan Yew — the revered founder of modern-day Singapore, who took a corruption-ridden nation in the 1950s and transformed it into one of the least corrupt economies in the world...

...But in a nation where millions yearn for a greater measure of the strength and order that defined the Soeharto years, time has brought to the fore the qualities for which Prabowo is best known — what the popular former defense msinister, Juwono Sudarsono, defines as his 'fierce loyalty to Indonesia, leadership, decisiveness — and toughness'. And like Lee Kuan Yew — who governed by the credo, 'If nobody is afraid of me, I’m meaningless' — Prabowo strikes fear in the hearts of still-corrupt Soeharto-era cronies because, as one journalist tells me, 'He is the only one they respect..."

http://mbox.thejakartapost.com/news/2013/09/18/prabowo-could-be-indonesia-s-lee-kuan-yew.html

Jenderal Wayne Downing (perwira terkemuka USA dan pelatih Prabowo di Fort Bragg):

"Of all the foreign soldiers I ever trained, two stood out. One was Abdullah II bin Al-Hussein, the reigning King of Jordan. The other was Prabowo Subianto."

http://m.huffpost.com/us/entry/1878268/

AM Hendropriyono (pendukung Jokowi, mantan Kepala BIN, murid Benny Moerdani):

“Prabowo itu menantu Presiden sekaligus putra bekas menteri. Tapi dia tetap tentara tulen dengan segala kelebihannya. Prabowo itu prajurit yang meyakinkan. Alasannya, pada diri Prabowo terintegritas unsur intelektual, ketangkasan, dan mental yang kualitasnya tinggi. Dedikasinya 100. Sudah deh, untuk saat ini tak ada yang lebih pantas selain dia, saya kenal Prabowo sejak taruna."

Majalah FORUM No. 18/Th. IV, 18 Desember 1995, “Banyak yang Lebih Hebat dari Saya"

Letjen (Pur) Dading Kabualdi (mantan komandan Prabowo):

“Dari segi intelektual dan keprajuritan, dia memang bagus. Syukurlah kalau dia yang jadi komandan,”

Majalah FORUM No. 18/Th. IV, 18 Desember 1995, “Banyak yang Lebih Hebat dari Saya"

Mayjen Adang Ruhiatna (mantan Asisten Teritorial Kasad):

“Prabowo memang orang yang tepat dan pantas menduduki jabatan itu. Hidup orang itu, dari hari ke hari, dari jam ke jam, hanya untuk prajurit buktinya, kendati masih pengantin baru, ia tak menolak untuk kembali bertugas di Timtim. Bahkan bukan hanya sebagian besar waktu dan perhatiannya ditumpahkan untuk pasukan, tapi kalau punya uang lebih, semuanya dia gunakan untuk kesejahteraan dan fasilitas anak buahnya.

Keistimewaan Prabowo adalah kemampuannya membangkitkan motivasi anak buah. Misalnya, ketika Prabowo menjadi anak buahnya, dan diberi tugas memimpin Batalyon 328, kemudian menjadi Kepala Staf Brigade (Kasbrig). Sebelum ditangani Prabowo, batalyon itu dalam kondisi kacau. Moral para prajuritnya sedang jatuh. Tapi, setelah dipimpin Prabowo, semua prajurit seakan bangkit kembali. Sampai-sampai tak ada orang yang tak kagum pada batalyon itu. Dan sampai kini, semua orang di batalyon itu bangga menjadi anggota 328.

Kalau dia bukan anak bekas menteri atau menantu Presiden, mungkin naiknya akan lebih cepat dari sekarang. Menurut saya, dia itu justru terlalu lama di lapangan. Jadi komandan batalyon saja empat tahun. Bayangkan.”

Majalah FORUM No. 18/Th. IV, 18 Desember 1995, “Banyak yang Lebih Hebat dari Saya"

Sutiyoso (Ketua Umum PKPI, pendukung Jokowi-JK):

"Saya tahu persis, siapa Prabowo dan bagaimana kemampuannya.”

Majalah FORUM No. 18/Th. IV, 18 Desember 1995, “Banyak yang Lebih Hebat dari Saya"

Budi Kusumah, Karni Ilyas,Tony Hasyim dan Hanibal W.Y.W. (Mantan jurnalis FORUM):

"Sudah bisa dipastikan, kemampuan Prabowo menyusun kurikulum pendidikan Kopassus itu tidak hanya diperolehnya dari buku-buku berbahasa asing yang dibacanya. Juga bukan hanya karena ia pernah mengikuti pendidikan militer di luar negeri. (Ia adalah lulusan terbaik dari US Army Special Force, US Army Infantry School, dan pendidikan antiteroris di Jerman Barat). Lebih dari itu, kurikulum tersebut disusun berdasarkan pengalaman langsungnya di medan tempur."

Majalah FORUM No. 18/Th. IV, 18 Desember 1995, “Banyak yang Lebih Hebat dari Saya"

Jusuf Abraham Rawis (aktivis 66, dan Malari):

"Pertama kali bertemu Prabowo suatu malam, sekitar April 1968. Ada teman saya, Mahir Algadry, yang mengenalkan seorang anak muda bernama Prabowo. Dari pertemuan itu, kami sepakat menjalankan sebuah LSM yang dinamakan Lembaga Pembangunan. Itu mungkin LSM pertama di Indonesia. LSM yang dijalankan bersama sejumah aktivis itu bergerak dalam bidang pemberdayaan masyarakat desa. Mereka beberapa kali mengadakan kegiatan di sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Mereka langsung bergerak ketika mendengar warga Gunung Kidul, Yogyakarta, terkena wabah busung lapar. Lembaga Pembangunan kemudian mengadakan kegiatan pengobatan gratis. Demikian juga ketika mereka membantu memperbaiki irigasi sungai yang buruk di sebuah desa. Kami mengumpulkan pendanaan dari banyak donatur.

Mengagumkan sekali, biar masih muda tetapi ide-idenya banyak, padahal umurnya masih 17 atau 18 tahun.”

http://sinarharapan.co/index.php/news/read/22879/prabowo-subianto-dan-catatan-soe-hok-gie.html

Alm. Theo Syafei (kader PDIP, Ketua Tim Kampanye Nasional Megawati-Prabowo):

"Tidak perlu menggubris jika ada pihak-pihak yang ingin memainkan isu pelanggaran HAM dalam Pilpres ini. kalaupun isu pelanggaran HAM sampai berhembus kembali, hal itu dilakukan oleh lawan-lawan politik yang ingin menjegal duet Megawati-Prabowo. Tidak perlu terlalu di counter, kalau kita sibuk nanti malah ramai,"

http://m.detik.com/news/read/2009/05/18/203509/1133582/700/tim-mega-prabowo-anggap-isu-pelanggaran-ham-hanya-isu-pesanan

Soe Hok Gie (aktivis 66):

“Dari pagi keluyuran dengan Prabowo ke rumah Atika, ngobrol dengan Rachma, dan membuat persiapan-persiapan untuk pendakian Gunung Ciremai.

Ia cepat menangkap persoalan-persoalan dengan cerdas tapi naïf. Kalau ia berdiam 2-3 tahun dalam dunia nyata, ia akan berubah.”

Catatan Soe Hoek Gie 25 Mei 1969.

Emha Ainun Nadjib (budayawan senior dan salah satu orang yang berhasil membujuk Pak Harto mengundurkan diri):

"Soalnya nanti pemilu akan masuk ke putaran kedua,dan di putaran kedua tinggal Jokowi sama Prabowo, tolong cak nun Support Prabowo. Lha Prabowo sendiri gak minta tolong aku, gitu kan jawaban saya, lha dulu ketika Prabowo dulu dibilang penculik yang pasang badan kepada Prabowo siapa? siapa yang dulu yang bawa Prabowo kemana-mana ketika dia dituduh2.

Saya ajak Prabowo ke padang bulan, saya ajak dia ke Yogya di hadapan massa 30 ribu orang,dan mereka bilang penculik2 tak Gebrakkk meja braaakkkk, Siapa yang teriakan Prabowo penculik? Gak ada yang ngacung/tunjuk tangan itu, saya tahu mereka gak ada punya bukti kok, cuman isyu kok, perkara dia menculik atau gak saya juga gak weruh/gak lihat kok,yang Penting saya smbil sisi siapa yang yakin, gak ada yang yakin kok" Saya dimarahi dan bertengkar dengan Amin Rais gara2 saya tamani  dan bawa Prabowo....itu demi Prabowo."

http://www.youtube.com/watch?v=yLgeyH8Jxsg&feature=player_detailpage#t=32

Mustofa Nahrawardaya (Pimpinan Majelis dan Pustaka PP Muhammadiyah):

”Prabowo juga dipuji Pak Din [Syamsuddin] karena Prabowo dikenal sebagai Jenderal Hijau pelindung Umat. Tapi tak ada berita ini. Dalam Tanwir, Din bahkan melakukan klarifikasi kepada Prabowo terhadap isu kudeta. Din memastikan isu itu salah. Tepuk tangan peserta Tanwir pun bergemuruh.

Pak Din adalah salah satu saksi sejarah saat peristiwa itu berlangsung. Jadi, masuk akal jika beliau ikut klarifikasi bukan?

Tidak ada perbedaan respon peserta Tanwir baik terhadap Prabowo maupun Jokowi. Hanya saja memang ada satu kejadian menarik. Saat Jokowi memasuki ruangan Tanwir yang dipenuhi peserta, tak ada gema takbir yang terdengar. Ini berbeda ketika Prabowo masuk. Saat Prabowo memasuki ruangan Tanwir, tiba-tiba gema takbir bersautan dari berbagai arah. Saya juga kaget, kok bisa terjadi.

Sayangnya ini tak ditulis oleh wartawan. Yang saya baca diberita, katanya malah ada teriakan “Jokowi Presiden” saat Jokowi masuk. Karena ada gema takbir di berbagai sudut saat Prabowo masuk, maka Din pun sempat menceritakan kisah Prabowo dengan takbir. Suatu saat, kata Din, Prabowo akan membuka acara di Markas TNI. Din yang duduk di sebelah Prabowo membisikkan sesuatu.

'Pak Din menyarankan pada Prabowo agar membuka sambutan dengan ucapan takbir. Tak diduga, ternyata Prabowo pun setuju,'

Ketika naik podium, Prabowo pun segera memegang mikropon dan mengucapkan takbir setelah salam. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali.

Kata Pak Din, takbir yang diucapkan Prabowo terdengar seperti takbir malam Idul Fitri. 'Mendengar seloroh Din, tepuk tangan (peserta Tanwir) menggema,”

http://www.islampos.com/wartawan-tak-beritakan-pujian-din-syamsuddin-kepada-prabowo-112851/

Goenawan Mohammad (Pendiri Tempo, KUK, dll, pendukung Jokowi):

"Kerusuhan Mei, dikatakan Prabowo di belakangnya, saya tidak percaya. Karena itu kita harus melawan yang menulis tentang itu karena bohong dan tidak mengerti.."

Facebook Wijaya Herlambang, rekaman wawancara dengan Goenawan Mohamad berjudul "Goenawan Mohamad's statement on General Prabowo Subianto in an interview with Wijaya Herlambang (2007)."

Raja Abdullah II (Raja Jordania):

"Di sini [Jordania] anda [Prabowo], tetap Jenderal."

http://m.news.viva.co.id/news/read/484377-kisah-persahabatan-prabowo-dan-raja-yordania

Jadi pilihan di tangan anda, dan selamat berpikir dan semoga anda mengambil pilihan yang tepat.

Jusuf Kalla (Calon Wakil Presiden Joko Widodo):

"Kalau dia muda, tapi syaratnya punya pengalaman. Jangan karena dia muda, harus punya track record. Jangan tiba-tiba karena terkenal di Jakarta dicalonkan presiden. Bisa hancur, bisa bermasalah negeri ini. Kalau sukses di DKI, ya silakan (maju sebagai capres)."

http://nasional.inilah..com/read/detail/2103813/hancur-kita-kalau-jokowi-jadi-capres#.U49NF_l5O_s

Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDIP, partai pengusung Jokowi):

"Pak Jokowi sampeyan tak jadikan capres, tapi Anda adalah petugas partai yang harus menjalankan tugas partai."

http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/05/14/152245/2582611/1562/megawati-jokowi-adalah-petugas-partai?992204topnews

Gusti Kanjeng Ratu Hemas (istri Sultan Hamengkubuwono X):

"Kalau kita amati konstelasi politik nasional, semuanya serba tidak konsekuen. Jokowi juga begitu, belum selesai tugasnya sudah menerima mandat untuk maju sebagai capres dari partainya,"

http://m.merdeka.com/politik/gkr-hemas-semua-serba-tidak-konsekuen-jokowi-juga-begitu.html

Wimar Witoelar (pendukung Jokowi non-partai):

"But to compare him to Obama would be a far stretch of the imagination. Obama is educated, is witty, is smart, is everything that Jokowi is NOT."

Wawancara live di televisi Australia (ABC-Lateline).

Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden RI
periode 2004-2014):

"...Blusukan harus punya tujuan dan sasaran. Blusukan is not for the sake of blusukan. Apalagi hanya untuk pencitraan semata."

Selalu Ada Pilihan, Penerbit Kompas, halaman 628.

FX Hadi Rudyatmo (Walikota Solo, mantan Wakil Walikota Solo era Jokowi):

"Saya secara pribadi, kalau bisa Pak Jokowi mundur dulu dari jabatannya sebagai gubernur. Agar konsentrasinya tidak terpecah antara mengatasi masalah Jakarta dan pencapresannya. Kalau mundur, beliau bisa lebih fokus ke pencapresan."

http://www.tribunnews.com/regional/2014/05/14/wali-kota-surakarta-sarankan-jokowi-mundur-sebagai-gubernur

Hasyim Muzadi (mantan Ketua Umum NU):

"Sampean kalau mimpin Indonesia akan dibawa ke mana dan diapain negara ini."

http://www.republika.co.id/berita/pemilu/berita-pemilu/14/03/15/n2gub2-ulama-mau-dibawa-ke-mana-negara-ini-jika-dipimpin-jokowi

Guruh Soekarnoputra (adik Megawati Soekarnoputri, kader PDIP):

“Secara pribadi dan saya sebagai rakyat Indonesia saya tidak setuju dengan Jokowi. Saya beranggapan, Jokowi masih kurang mumpuni.Menurut saya, Pak Jokowi itu lebih tepat jika menjadi capres pada 2019. Itu pun berdasarkan kemajuan beliau nanti."

http://www.tribunnews.com/regional/2014/03/18/guruh-soekarnoputra-tak-setuju-jokowi-capres

Anies Baswedan (Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK):

"Saya gak mau pencitraan dengan blusukan. Bukan cuma mendengarkan tapi mengajak berubah. Blusukan itu hanya nonton masyarakat. Hanya hadir lalu kesannya sudah melakukan. Bukan blusukan, saya akan datang untuk mendengar, ngobrol, dan diskusi. Saya ingin meniru Bung Karno saat berkeliling ke titik-titik Indonesia. Beliau pidato di masyarakat di banyak titik, bukan membuat kesan dekat dengan rakyat."

http://www.merdeka.com/politik/anies-baswedan-sebut-blusukan-jokowi-cuma-pencitraan.html

Rachmawati Soekarnoputri (Politisi Partai NasDem, partai pendukung Jokowi, adik Megawati Soekarnoputri):

“Jokowi memang populer, tetapi untuk menilainya, apakah beliau akan membawa pikiran-pikiran besar yang bisa membawa kemajuan bangsa ke depan.Tidak gampang memimpin negara, tidak bisa disamakan dengan memimpin Jakarta. Karena kompleksitas dalam memimpin negara sangat besar sekali."

http://news.okezone.com/read/2013/06/06/339/818381/jokowi-belum-layak-jadi-calon-presiden

Surya Paloh (Ketua Umum Partai NasDem, Partai Pendukung Jokowi):

"Pemerintah [Gubernur DKI Jakarta Jokowi] sekarang belum mampu menjawab itu kapan selesai. Kapan masalah lalu lintas selesai supaya kita bisa menikmati lalu lintas nyaman di Ibu kota. Masyarakat menghirup udara kotor. Itu berbahaya. Tidak ada yang mengingatkan itu. Kita menghirup udara kotor di Ibu Kota ini."

http://nasional.inilah..com/read/detail/2104195/para-pengkritik-jokowi-dulu-benci-kini-rindu/12325/surya-paloh#.U49Tavl5O_s

Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB, partai pendukung Jokowi):

"[Jokowi] terlalu sering masuk TVnya daripada yang bisa kita ukur kinerjanya."

http://nasional.kompas.com/read/2013/01/23/14264121/Sering.Masuk.TV..Cak.Imin.Kritik.Jokowi

Sutiyoso (Ketua Umum PKPI, partai pendukung Jokowi):

"Keadaan rakyatnya seperti apa kan sudah tahu. Jadi tak perlu lah action-action (blusukan) seperti itu.Menurut saya itu sudah cukup (blusukan). Apa yang dicari masalahnya di Jakarta sudah diketahui."

http://berita.plasa.msn.com/nasional/bang-yos-capek-saya-kritik-jokowi-saya-diserang-habis-habisan

Fadjroel Rahman (Pendukung Jokowi non Partai):

"Sikap ini bisa saja membuat rakyat bertanya-tanya, katanya Jokowi mau melayani publik? Kok malah ke Blitar? Malah ke makam Bung Karno? Itu kan urusan partai. Itu mesti diprotes oleh masyarakat Jakarta. Jangan ada yang manfaatkan hari-hari kedinasan untuk urusan partai. Masyarakat Jakarta yang harus mengingatkan dia, memprotes dia.

Sikap Jokowi yang mementingkan urusan partai itu membuat sosoknya tidak lagi istimewa dan tidak berbeda dari pejabat-pejabat publik lainnya. Pasalnya, pejabat publik lain juga banyak yang lebih mementingkan urusan partai dibandingkan menjalankan tugasnya."

http://nasional.kompas.com/read/2014/03/13/1535306/.Katanya.Jokowi.Mau.Melayani.Publik.Kok.Malah.ke.Blitar.

Faisal Basri (pendukung Jokowi non Partai):

"Saya sudah duga pasti [CSR] akan bermasalah. Namanya gubernur [Jokowi] kan orang politik, nanti kan takutnya dibawa untuk kepentingan pemilu, kepentingan politik, kepentingan partai, gimana."

http://www.merdeka.com/jakarta/faisal-basri-kelola-dana-csr-ahok-salahgunakan-kekuasaan.html

Effendi Simbolon (Anggota DPR-RI 2009-2014 dari Fraksi PDIP):

"Jokowi adalah pragmatis bukan politisi, kapan dia berpolitik. Dia itu seperti SBY juga yang hanya kepentingannya saja. Dia enggak pernah memimpin politik.Itu kan membuat kearifan muncul menghadapi godaan, cobaan dalam dunia politik."

http://m.beritajatim.com/politik_pemerintahan/179950/Politisi_PDIP_Kritik_Jokowi.html#.U49dWvl5O_s

Azas Tigor (politisi Partai NasDem):

"Jokowi telah melakukan pembohongan publik terkait laporan kasus tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Karena yang melaporkan kasus itu ke KPK bukan Jokowi, tapi justru saya yang berkali-kali dorong Jokowi agar melaporkan kasus korupsi pembelian bus transjakarta ke KPK. Tapi berhubung tidak dilaporkan juga, ya saya yang lapor ke KPK."

http://www.rmol.co/read/2014/06/12/159251/Jokowi-Bohong,-Politikus-Nasdem-yang-Laporkan-Kasus-Transjakarta-ke-KPK-

Baharuddin (Juru Bicara Paguyuban Warga Taman Burung Pluit, Jakarta Utara):

”Pernyataan Jokowi di acara debat tadi malam bohong. Kami sebagai warga waduk Pluit tidak pernah ada dialog. Bahkan sampai sekarang pun, masih ada ratusan kepala keluarga yang tidak dapat tempat penampungan, apalagi dapat ganti rugi. Kami pun sudah melayangkan surat kepada Gubernur DKI, Jokowi, namun tidak ada tanggapan sama sekali sampai sekarang,”

http://portalpolitik.com/index.php/politik/item/1086-warga-waduk-pluit-tuding-jokowi-berbohong-di-debat-capres-perdana

Pupung Suharis (anggota DPR-RI Fraksi PDIP periode 2004-2009):

"Yang kayak begitu enggak baik dan enggak perlu [Menjelek-jelekan Prabowo-Hatta]. Lebih baik sampaikan program-program yang pro rakyat, itu lebih berguna daripada energi dihabiskan untuk menyindir orang. Masa jauh-jauh dari Jakarta ke Papua, hanya ngrasani orang, itu bukan leader yang baik.

Rakyat sudah cerdas, tidak tertarik oleh perilaku elit yang suka menjelek-jelekkan pihak lain. Rakyat ingin tahu kelas atau level capresnya itu seperti apa? Rakyat ingin tahu program yang dimiliki dan akan dijalankan capresnya seperti apa. Itu yang ditunggu rakyat."

http://m.antaranews.com/berita/437553/politisi-pdip-kecewa-jokowi-tegang

KH Cholil Ridwan (Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat):

"Dan umat supaya sadar bahwa partai yang memata-matai khatib adalah musuh Islam dan musuh umat Islam."

www.beritahukum.com

Nanik S. Deyang (Wartawati Senior dan mantan Tim Sukses Jokowi-Ahok):

"...Saya mau bilang taekkk kucing yg paling bau ! Jokowi itu manusia super ambisi. Sejak Desember 2012 atau hanya satu bulan setelah dilantik jadi Gubernur DKI, otaknya sudah nafsu mau jadi Presiden, itulah sebabnya dia rancang dalam setahun pemerintahan dia akan buat proyek -proyek monumental yg nanti akan terus dibicaraan orang, meski ia tahu proyek itu hanya ala kadarnya, tapi yg penting kelihatan "Dialah Gubernur Yg Melakukan dan Bisa Sukses Dalam Setahun Membenahi Jakarta"...mau bukti ..tuh MONOREL..semua dipaksakan , spy dalam setahun pemerintahan proyek itu ada dan lihatlah sekarang MANGKRAK! Karena ketidakmampuan investor yg ditunjuk. LIhat itu proyek Market Night , beritanya sampai mana-mana sampai ada satu media besar yg mengulas satu halaman , apa hasilnya hanya berlangsung beberapa malam saja.

Dan mari kita taruhan soal MRT yg sekarang dikeduk-keduk dimana-mana itu, benar gak suatu saat kita akan punya MRT, mari bertaruh ! MRT akan sama dengan Monorel, MANGKAK. Karena dia tahu dari awal bahwa proyek MRT itu tdk layak dibangun, tapi sekali lagi Jokowi mengejar proyek ini agar dalam setahun pemerintahan dia terlihat punya prestasi. Mau dengar apa yg dia katakan soal MRT oleh Jokowi , "sudahlah yg penting saya dukir-dukir tanahnya, yg penting kelihatan pembangunannya dimulai" (pembicaraan ada saksinya , jadi bukan fitnah, dan saksinya ada di wall saya )
Masih soal Ambisi , bulan Maret 2013 , dia sudah menunjukkan ke saya , satu hasil survei yg dibawanya ke ruangannya . Dan seminggu berikutnya sudah tiga hasil survei di antar stafnya ke kantor saya. Dia mengatakan, " Mbak gila ini, popularitas saya sudah melebihi SBY. SBY hanya sekitar 64 persen saya sudah 80 persen"

Salah satu hasil survei internal yg disewa Jokowi itu bahkan saya pernah kasih ke Dahlan Iskan , jadi kalau menganggap apa yg saya omongkan ini Fitnah, silahkan tanya sama Dahlan Iskan, dia pernah gak saya kasih hasil surveinya Jokowi , pada tahun lalu. Seminggu lalu saya tanya ke Dahlan, dia janjikan mau cari!

Dari Survei itulah, kenapa Jokowi saat penentuan Cawapres kemarin sangat menolak keras ketika Mega akan memasangkan dengan PUAN, karena dari MAret tahun 2013 atau SETAHUN LALU , dia sudah melakukan survei internal, dimana kalau dia berpasangan dengan Puan dia akan kalah dengan Prabowo , siapapun pasangan Prabowo...

Jadi waktu dia ngomong GAK MIKIR-GAK MIKIR itu, dia sudah menyiapkan semua!!!!!! Bahkan waktu Lebaran hari kedua, dia tilpun saya, bahwa saat malam Lebaran sudah ditegur Bu Mega karena ketahuan diam-diam sudah membentuk Tim Sukses. Nah , betulkah saya ditilpon Jokowi, kalau Anda mengenal Jokowi, ada ajudannya namanya Ivan, dialah yg menyambungkan ke saya.

Saya sebetulnya, tidak mau membuka yg begini, sudah saya tahan -tahan saja . Tapi karena kampanye ke Prabowo sudah keterlaluan , maka ada baiknya saya meluruskan . Mungkin Jokowi tidak tahu apa yg dilakukan para pendukungnya dengan melakukan black campaign seperti yg sekarang disebarkan kemana-mana, tapi seperti sy kemarin bilang, kalau kalian pendukung Jokowi mengundang untuk bicara yg sebenarnya, maka saya akan buka!

Ini baru satu lho yg saya kuak , soal AMBISI! Jadi kalau bilang Jokowi tidak ambisi, kalau yg mengatakan itu Jokowi, saya doakan semoga dia TIDAK AKAN KENA KARMA atas kebohongan Anda. Tapi kalau yg mengatakan pendukungnya, TAEK KUCING lah kalian semua, sok tau ! Dan Anda menjadi bagian manusia munafik yg membawa orang lain susah, contoh kecil saja Jakarta Makin macet, karena proyek "cabe-cabean" hanya untuk menunjukkan bahwa dia berhasil dalam satu tahun.
Dan soal ambisi inilah yg membuat saya pecah dengan Jokowi...Tapi Jokowi punya pandangan lain. "Mbak populaitas seperti sekarang tdk bisa dua kali datangnya, kalau sy tdk memanfaatkan kesempatan ini, maka saya tidak akan dapat kesempatan," katanya.

Oke saya baru bicara AMBISI, saya belum membahas yg lainnya.....silahkan kalian menuduh saya apa saja, orangnya Prabowo, dibayari Prabowo atau apapun , tapi yg jelas seperti berulang kali saya katakan, saya seperti Bimbim Slank (mudah-mudahan juga belum terbeli), Jokowi belum akan mampu memimpin Indonesia, dan sy terlalu mencintai Indonesia, jadi sy gak ingin Indonesia hancur!"

https://m.facebook.com/maimon.herawati/posts/10152419199057487

Luhut Binsar Pandjaitan (anak emas LB Moerdani, pencipta sosok Jokowi):

"Indonesia membutuhkan pemimpin yang cool. Saya tidak mau Indonesia diserahkan kepada tokoh yang sebenarnya tidak kompeten untuk menjadi presiden tapi populer hanya karena sering tam­pil di media dan karena itu Ical lebih baik dari Jokowi."

http://m.rmol.co/news.php?id=151997

Linda Djalil (mantan pendukung Jokowi, mantan wartawati Tempo dan Gatra):

"Saya tidak mendukung Jokowi-JK, karena Jokowi tidak amanah. Kita dukung Jokowi untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Tetapi setelah jadi, Jokowi malah melanggar sumpahnya sebagai Gubernur yang dilakukan diatas Al-Quran dan meninggalkan warga Jakarta begitu saja,"

http://m.petikan.com/article-1014-akibat-olok-olok-prabowo-tak-punya-istri-wartawati-senior-sebut-mulut-jokowi-bau-anyir.html

Ridwan Saidi (budayawan Betawi, mantan pendukung Jokowi-Ahok):

"Kepemimpinan Jokowi-Ahok membinasakan orang miskin, bukan membinasakan kemiskinan.Para pedagang kecil dipaksa pindah ke tempat sepi. Mereka terancam mati matapencariannya.

Kawasan JIEP mulai dikosongkan untuk dibangun apartemen demi kepentingan konglomerat. Kasus sengketa lahan di Taman BMW juga mementingkan pengembang."

http://bulansabit-kembar.blogspot.com/2013/12/kebijakan-jokowi-membinasakan-orang.html

Prijanto (Wakil Gubernur DKI Jakarta 2007 - 2012, mantan pendukung Jokowi-Ahok):

"Jokowi memimpin DKI Jakarta seperti tanpa arah dan tujuan. Saya pernah menyampaikan kepada Jokowi ihwal pentingnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah di masa awal-awal kepemimpinan Jokowi sebagai gubernur, tapi dijawabnya tidak penting.

Kala kepala dinas memaparkan sesuatu, Jokowi tidak pernah memberikan keputusan, petunjuk, atau arahan kerja, tetapi malah ingin cepat-cepat keluar.

Banyak staf atau karyawan Jokowi yang menyampaikan ke saya. Mereka heran, ini gubernur aneh. Di luar banyak dipuji karena dianggap dekat dengan rakyat tapi dengan bawahan sendiri tidak dekat."

http://metro.news.viva.co.id/news/read/507670-mantan-wagub-dki-kritik-kepemimpinan-gubernur-joko-widodo

Basuki Tjahaja Purnama/Ahok (Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012 - 2017):

"Hampir setahun ini saya belum pernah dan nggak bisa pulang.Kerjaan menumpuk banyak. Belum lagi Pak Gubernur sering cuti, Sabtu-Minggu saya kerja juga menggantikan beliau. Saya mau janjian nonton sama anak dan pulang ke Belitung nggak jadi-jadi."

http://news.detik.com/read/2013/09/16/144627/2359944/10/2/ahok-mengeluh-jokowi-sering-cuti

Tarmiji (Koordinator Komunitas Pedagang Pasar Tanah Abang):

"Statement Jokowi tersebut tidak benar adanya alias bohong. Banyak pedagang yang bangkrut setelah relokasi pedagang Tanah Abang ke blok G. Beberapa di antaranya rumah makan reformasi dan beberapa pedagang pakaian harus gulung tikar karena biaya produksinya tidak tertutupi,"

http://m.inilah..com/read/detail/2109619/pedagang-tanah-abang-gugat-pernyataan-jokowi

Alex Taroreh (mantan pendukung Jokowi):

"Jokowi bohong, biasa bila sudah di Jakarta sudah berubah. Apalagi mau naik ke atas, untuk pencitraan Pak Jokowi karena MRT lagi populer. Tidak ada lagi pakai hati seperti di kota kecil seperti di Solo dan Belitung."

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/06/12/08283862/Penolak.MRT.Layang.Jokowi.Bohong.dan.Pencitraan

Serius anda mau mempertaruhkan negara ini dengan memilih Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia? Saya berdoa supaya Yang Maha Kuasa membuka hati dan pikiran anda supaya tidak salah memilih.

Related

Opini 1426401457603383425

Post a Comment

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item