Menilai kebohongan Jokowi secara psikologi
Ketika seseorang bicara pada kita dengan begitu meyakinkan dan akhirnya kita tahu bahwa ternyata bicaranya tidak sesui kenyataan tentu ki...
https://partaipolitikpemilu.blogspot.com/2014/06/menilai-kebohongan-jokowi-secara.html
Ketika seseorang bicara pada kita dengan begitu meyakinkan dan akhirnya kita tahu bahwa ternyata bicaranya tidak sesui kenyataan tentu kita semua akan merasa tidak senang. lebih2 orang tersebut tidak hanya berbicara pada satu atau dua orang melainkan jutaan orang tentu kita akan semakin sangat membencinya dan kita semua sadar bahwa pada masa2 kampanye seperti saat ini sebagian dari kita akan memaklumi jika kebohongan itu tidak berulang2, tapi ketika kebongan itu berulang2 maka kita semua sepakat yang ada cuma rasa tidak senang.
untuk mengetahuinya ciri2 pemimimpin yang suka berbohong pada publik maka akan saya contohkan pada salah satu capres dan cawapres dari urutan no 2 yang di usung PDIP. berikut simak uraiannya dengan seksama agar kita tahu bahwa orang tersebut memang punya kebiasaan berbohong.
Cara Bicara jokowi berargumen tidak biasa/natural
Saat jokowi sedang berbohong, anda dapat membedakannya dengan memperhatikan nada suaranya. Karena saat berbohong, terjadi perubahan nada suara menjadi lebih tinggi dan dia tidak berbicara seperti biasanya. Selain itu, terjadi jeda diantara kalimat yang dikatakannya, karena dia sedang berpikir untuk membuat alasan yang rasional.
Pembohong lebih sulit menceritakan hal-hal mendetil dalam argumennya. Seperti deskripsi orang, tempat, tindakan peristiwa, dan waktu kejadian. Dia lebih mendeskiripsikan sesuatu secara umum dengan mengabaikan hal-hal yang sifatnya mendetil. Ini dikarenakan, si pembohong lebih sadar dalam berargumen. Dia akan mengontrol setiap argumennya untuk mengantisipasi kesalahan yang mungkin akan timbul dari argumen yang keluar. Sehingga, untuk menjelaskan detil sesuatu, pembohong lebih berhati-hati dan akan mulai bertanya kepada diri sendiri, “apakah benar yang aku ucapkan?” ini dapat dibuktikan sendiri ketika jokowi debat capres ketiga tentang masalah indosat masa krisis sebenarnya pada tahun tahun 97-98 sedangkan pemerintahan mega pada tahun 2001-2004
Selain melihat seberapa rinci argumennya, pembohong juga sering melakukan pengulangan kata atau kalimat. Lihat pula bagaimana konsistensi dan koherensi tiap argumen. Pembohong akan lebih sulit dalam berargumen secara konologis, menggunakan logika berpikir yang runtut. misalnya kata jokowi tentang, copras capres, ga mikir gak mikir, gak tahu gak tahu,
Motivasi berbohong jokowi sangat banyak. Antara lain:
- Ingin menutupi aib atau peristiwa yang sesungguhnya http://politik.kompasiana.com/2014/03/16/jokowi-serakahpenghianat-dan-pembohong-638977.html
- Ingin dilanjutkan dengan tindakan menipu www.merdeka.com/peristiwa/mantan-sekda-solo-esemka-hanya-jadi-kendaraan-politik-jokowi.html
- Supaya bebas dari hukuman dari pengadilan http://megapolitan.kompas.com/read/2014/03/30/1254027/Kasus.Transjakarta.Berkarat.Tak.Lepas.dari.Peran.Jokowi-Basuki
- Berbohong karena terbiasa menghayalhttp://www.merdeka.com/teknologi/pernyataan-jokowi-soal-2-minggu-selesai-jadi-perdebatan-hebat.html
- Supaya dianggap suci, alim, takwa dan semacamnya http://teknologi.kompasiana.com/internet/2014/05/31/inilah-kumpulan-foto-jokowi-shalat-655785.html riya adalah satu amalan ibadah yang dilakukan untuk mendapatkan pujian atau pencitraan. Suatu amalan yang dilakukan dengan iringan sifat riya, maka amalan tersebut diibaratkan membuang garam di laut. Jadi memfoto orang lain atau diri sendiri saat sedang shalat, bukan menjadi kebiasaan umat muslim itu sendiri. Kecuali memvideokan atau memfoto anak yang baru belajar shalat, atau video salat ied berjamaah di masjid Istiqlal Jakarta.
- Karena faktor kemunafikan http://sosok.kompasiana.com/2014/04/02/kemunafikan-jokowi-646065.html
- Karena faktor kebiasaan
- Begitu dia berbohong, merasa sudah melakukannya (ada unsur halusinasi)
- Bohong politik atau bohong supaya memenangkan pemilu http://nasional.news.viva.co.id/news/read/488682-jadi-capres--jokowi-tak-perlu-mundur-jadi-gubernur
- Faktor kepribadian, yakni adanya pribadi-pribadi tertentu yang cenderung untuk selalu berbohong, (sudah diuraikan diatas)
- Faktor konteks sosial, yakni adanya konteks sosial tertentu yang membuat orang melakukan kebohongan.
- Faktor kemanfaatan bagi pembohong, yakni adanya kemanfaatan yang dicapai bagi pelaku kebohongan.Terutama jika kebohongan itu memberikan keuntungan bagi si pelaku. buat istrinya bisa buat jalan2 ke LN
- Faktor kemanfaatan bagi orang lain yakni adanya kemanfaatan bagi orang lain. Terutama bagi orang yang dianggap penting bagi dirinya. dalam hal ini mbok mega ama PDIP
- Dan lain-lain
Secara umum, seseorang berbohong bisa dilihat dari ciri-ciri:
- Antara ucapan dan tindakan tidak konsisten (Akan memimpin Jakarta selama lima tahun. Tidak menjadi kutu
loncat dengan mengikuti Pemilu 2014. (Jumpa pers di rumah Megawati
Soekarnoputri, 20 September 2012) http://www.jpnn.com/read/2014/03/08/220634/Janji-janji-Jokowi-Memimpin-Jakarta-5-Tahun-Diunggah-ke-Youtube-
- Antara ucapan dan raut muka tidak sinkron (mengatakan hal sedih tetapi tersenyum) suka jongos kuda waktu debat, padahal itu hal yang sangat penting untuk negara
- Kalimat-kalimatnya, baik tertulis maupun ucapan mengandung kejanggalan-kejanggalan yang tidak mungkin terjadi (mengatakan tidak korupsi, tetapi partanya sendiri terkorup)
- Tidak bisa menjelaskan (mengaku proyek merupakan karyanya, tetapi tidak bisa menjelaskan isinya secara mendetail) padahal yang banyak kerja ya ahok
- Mengatakan tidak benar tetapi banyak saksi yang membenarkan (membantah penjualan indosat dengan alasan krisis, tetapi ada bukti dan saksi bahawa krisis indonesia 97-98)
- Kalau ditanya, jawabannya tidak spontanitas tetapi ada proses “berpikir” (suka mencari-cari alasan)
- Mengaku bisa/mengerti tetapi kenyataannya tidak demikian (mengaku bisa menyelesaikan 2 minggu tapi kenyatan tidak bicara demikian) http://www.suaranews.com/2014/06/jika-pake-gagasan-drone-jokowi-direktur.html
- Suka meyakinkan, tetapi tidak ada buktinya (meyakinkan dia bisa melakukan, tetapi selalu beralasan dengan tujuan untuk menutupi ketidakbisaannya itu) http://www.merdeka.com/teknologi/pernyataan-jokowi-soal-2-minggu-selesai-jadi-perdebatan-hebat.html
mari kita barsatu untuk memilih pemimpin yang tegas dan berwibawa bukan seorang pembohong yang mudah diatur oleh orang lain